Laws of UX : Tesler’s Law

Fitri Eka Cahyanti
5 min readJul 27, 2020

--

Haiiii…. Sebelumnya perkenalkan terlebih dahulu nama saya Fitri Eka Cahyanti salah satu UI & UX Designer di Telkom Indonesia Department Digital & Next Business, khususnya di Partnership System Development team. Ini merupakan artikel ke 3 saya tentang Laws of UX. Disini saya akan membahas tentang Tesler’s Law.

Tesler’s Law juga dikenal sebagai “Law of conservation of complexity” hal ini pertama kali diciptakan oleh Larry Tesler, seseorang yang pernah bekerja pada perusahaan Xeroc PARC, Apple, Amazon dan Yahoo. Larry Tesler juga adalah seorang dibalik fitur Cut/Copy dan Paste yang seringkali kita gunakan untuk mempermudah dalam menyalin teks.

“For any system, there’s a certain amount of complexity that cannot be reduced” — Law of conservation of complexity

Maksud dari kata-kata diatas adalah kita tau UI & UX bertugas untuk menerjemahkan sebuah proses dan membuat user untuk dapat berinteraksi dengan cepat pada design yang telah dibuat, namun ada beberapa hal yang tidak dapat disederhanakan menjadi sebuah ide yang lebih sederhana.

Contohnya ketika user berbelanja online, saat ingin check out, user akan diminta untuk mengisi alamat pengiriman, karna pada dasarnya untuk mengirim sebuah barang user harus mengetahui tujuan pengirimannya. Ketika user tidak menghiraukan atau bahkan mengabaikan proses penginputan alamat tujuan ini, maka barang yang telah di check out tersebut tidak dapat dikirimkan.

Tokopedia — Tokopedia.com

Contoh lainya adalah SMS

Dari gambar diatas user dapat melihat bahwa design yang ditampilkan begitu simpel, namun ada 1 proses ketika dihilangkan maka pesan yang telah dibuat tidak akan terkirim, yaitu mengisi bagian penerima. Jika pada proses pembuatan pesan penerima tidak dilakukan maka pesan tersebut tidak dapat terkirim ke tujuannya.

Contoh ke 3 dapat dilihat pada website Traveloka.

Traveloka — Traveloka.com

Untuk melakukan pemesanan hotel proses paling sederhana yang harus dilakukan oleh user adalah mengisi lokasi hotel, tanggal check, durasi menginap dan jumlah tamu yang akan menggunakan hotel tersebut. Namun jika proses untuk menginput data ini dihilangkan maka user tidak akan dapat melakukan pemesanan hotel.

Untuk contoh pada kehidupan nyatanya yaitu ketika user ingin membuat SIM.

Ketika seorang user ingin membuat sebuah SIM terdapat berbagai macam proses yang harus dilakukan yaitu mengisi Biodata — Foto — dan Test. User harus mengikuti rangkaian proses yang telah ditetapkan sebelumnya tanpa terkecuali. Apabila user tidak mengikuti salah satu proses maka user tidak akan mendapatkan SIM.

Namun Larry Tesler juga berpendapat untuk menangani kompleksitas yang ada kita dapat meletakannya kepada user yang berarti memberikan beban kognitif kepada user atau meletakan kompleksitas tersebut kepada developer dan membuat tampilan yang simple, fast dan easy untuk user.

Every application has an inherent amount of complexity that cannot be removed or hidden. Instead, it must be dealt with, either in product development or in user interaction.

Larry juga berpendapat tentang lebih baik tim developer menghabiskan banyak waktu untuk membangun sebuah aplikasi dari pada user yang harus menghabiskan banyak waktu saat mempelajari aplikasi.

Contoh ketika user ingin login pada sebuah aplikasi, ada proses dimana user akan diminta untuk menginputkan userID dan password yang tidak dapat dihilangkan. Saya meminta 5 teman saya sebagai participant mencoba login dengan berbagai fitur.

Case 1 : User diminta untuk login dengan menginputkan user ID dan password

Case 2 : User diminta untuk login hanya dengan menginputkan password dimana userID telah otomatis terisi saat user mendaftarkan ke mbanking

Case 3 : User diminta untuk login dengan cara finger print

Hasil nya untuk percobaan Case 1 rata-rata user menghabiskan waktu sebanyak 9s 9 , untuk Case 2 rata-rata user menghabiskan waktu lebih sedikit yaitu 3s 13 dan untuk Case 3 rata-rata user dapat menghabiskan waktu hanya sebanya 1s 37.

Sebagai contoh aplikasinya kita dapat melihat penerapan Case 2 dan 3 pada aplikasi mbanking dari My DBS.

Pada case ini my DBS dapat menghemat waktu untuk user dalam menginputkan userID dan password. My DBS menggantinya dengan userID yang sudah otomatis terloginkan dan user diminta hanya menginputkan password saja. My DBS juga memberikan fitur untuk mempercepat dalam proses login yaitu fitur finger print.

Dalam hal ini My DBS dapat mengurangi waktu user saat melakukan proses login. My DBS meletakkan beban kognitif nya kepada tim developer nya dan memberikan tampilan yang simple, fast dan easy to use kepada user.

Bagaimana cara penerapan Tesler’s Law Pada Design ?

  1. Buatlah sebuah tujuan bahwa ketika ingin membuat design yang simple, fast dan easy to use itu bukan dengan cara menghilangkan sebuah proses.
  2. Buatlah sebuah design yang dapat mengurangi waktu user dalam melakukan sebuah task pada saat mengakses aplikasi.
  3. Buatlah langkah-langkah yang jelas agar user dapat memahami proses yang ada.
  4. Kurangi beberapa hal yang dapat membuat user melakukan kesalahan saat mengakses aplikasi

Kesimpulan mengenai Tesler’s law ini yaitu pada dasarnya sebagai UI & UX kita memang diharuskan untuk menerjemahkan sebuah proses kepada user secara simple, fast dan easy to use, namun kita tidak boleh menghilangkan proses-proses sederhana yang sebenarnya sangat penting dalam melakukan sebuah proses. Terimakasih telah membaca artikel ini.

Linkedln | Email | Instagram

Sumber :

--

--