My Journey of becoming a UX designer

Fitri Eka Cahyanti
6 min readSep 14, 2022

--

Unsplash

Hallo……..

Udah hampir 1,5 tahun nihh gak nulis di medium ini. Kali ini aku mau berbagi cerita tentang journey aku untuk merubah career dari UI & UX Designer menjadi lebih fokus ke UX Designer.

Let’s go

Bagaimana keseharian mu saat menjadi UI&UX Designer ?

Role aku waktu itu sangat lah luasssss!!!! Kayanya ini udah jadi rahasia umum ya kalau role UI&UX Designer akan ngecakup semua 😃 . Saat aku menjadi UI&UX Designer aku belajar banyak hal dari mulai research, membuat component design system, wireframing, high-fidelity prototypes, dikusi component dengan dev, dll. Dilain sisi aku juga belajar untuk define pain problem user atau ideation tentang task yg akan dikerjakan di sprint ini. Terkadang aku juga melakukan Design Quality Checkup, untuk memastikan apakah design yang didevelop sudah sesuai dengan design yang buat.

Dannn dannn yg gak kalah seru yaituuuu, terkadang aku juga melakukan research, salah satunya Usability Testing atau bisa dibilang UT. Kegiatan ini cukup menyenangkan dimana bersama dengan tim design kami membuat research plan, mencari partisipan, conduct UT, analysis hasil UT, membuat rekomendasi dan diskusi dengan PM terkait hasil UT ini . Terkadang kami saling membantu dalam melakukan UT mengingat role kami tidak ada yg spesifik sebagai researcher nih 🤣

Kalau dibilang role aku kemarin langsung cover ke 3 role si sebenarnya yaitu UX Research, UI Designer dan UX Designer. Kenapa aku bisa bilang begitu ? mungkin aku jelasin dulu kali yaa apa perbedaan role ini sebenarnya?

Perbedaan dari UX Research, UI Designer dan UX Designer itu apa aja si ?

UX Research

Designyourway

Role ini sering disebut sebagai UXR (UX Research). Jika dijelaskan secara singkat UXR ini lebih fokus untuk mencari Pain Problem User dengan menggunakan research. Research yang dilakukan bisa berupa Quantitative research atau Qualitative research dan Behavioral research atau Attitudinal research. Selain itu UXR juka akan membuat Persona, Custumer Journey Map, membuat research plan sebagai acuan saat ingin melakukan research.

Mungkin jika diberikan contoh terhadap sebuah kursi, lebih ke UXR akan mencari apa saja pain problem user yang dirasakan ketika akan membuat sebuah kursi, berapa kaki kursi yg dibutuhkan atau bagaimana bentuk kursi dan bahan kursi yang dapat membuat user nyaman menggunakannya.

UX Designer

Unsplash

Berbeda dengan UXR, UX Designer atau sering disebut sebagai UXD, role ini lebih fokus terhadap experience user dalam sebuah aplikasi atau barang yang berintraksi dengan user atau bagaimana cara kita solve suatu masalah. UXD akan mencari possibility yang mungkin muncul ketika design tersebut dibuat. Misal kita define user flow dulu akan seperti apa user flow ini berdasarkan dari research, persona atau Customer Journey Map (CJM) yang telah dibuat oleh UXR. Selain itu UXD juga harus mempertimbangkan dari segi data, data tersebut dapat berupa heatmap ,Google Analytic atau data lainya, dan juga mempertimbangkan behavior user dalam menggunakan aplikasi tersebut. Setelah flow yang dibuat dirasa okkay, UXD akan transfer flow tersebut terhadap sebuah low-fi seperti wireframe. Wireframe ini biasanya berisikan tentang layouting content atau bisa dibilang tata letak tiap sectionya, bagaimana urutan section, Title section dan bagaimana behavior user nya dalam scaning informasi di aplikasi tersebut.

Untuk contoh nya tadi kita udah kasih contoh sebuah kursi, nah kursi tadi kan udah di research nih sama UXR terus kita punya data kan, bagaimana usernya ini, kriterianya, goalsnya, lalu pain problem yang muncul saat user ini menggunakan kursi tersebut. Nah UXD ini akan membuat gambaran kursi bagaimana bentuk kursi yg akan dibuat, dudukan kursi, senderan kursi, kakinya mau dibentuk seperti apa, struktur bentuk kursinya gimana dan menggunakan bahan apa agar experience user saat duduk di kursi ini merasa nyaman dan gak mau pindah kursi.

UI Designer

Unsplash

Berbeda dengan UXR dan UXD, UI Designer atau sering disebut sebagai UID, role ini lebih fokus terhadap visual design seperti Color, Typography, Component Design, dll. Kalau secara singkat nya UID akan memperhatikan bagaimana sebuah benda terlihat lebih bagus dan Eye-Catching dimata user.

Nah untuk contohnya, tadi kan dari UXD udah bikin nih rancangan produknya apakai apa dengan pertimbangan data dari UXR. si UID ini akan kasih warna biar bentuk bendanya Eye-Catching dan menarik untuk dilihat.

Kurang lebih begitu perbedaan tiap role dari tim design menurut aku yaaaa… Nah sekarang aku akan sharing juga nih ketemen-temen kenapa aku memilih untuk fokus ke UXD.

Lalu kenapa mulai tertarik dengan UX Designer ?

Seiring berjalanya waktu aku mulai merasa role UI&UX Designer terlalu luas. Dari perbedaan role yang udah aku jelasin diatas kalian udah cukup paham belum perbedaannya ? Nah bayangin aja role yang seluas itu dipegang oleh 1 orang.. Hufttt pasti sangat banyak dan bikin pusinggg ygy ?😆

Walaupun bikin pusing tapi dulu aku enjoy banget di role itu karna bisa belajar banyak hallll. Namun sekarang karna aku rasa aku lebih suka terhadap UXD karena kebetulan aku suka dengan data, baca data dan analysis. Sehingga aku perlu memfokuskan ke role tertentu. Aku mulai medalami tentang UX Law, Heuristic Evaluation, UX design fundamentals, sering mengasah empathy dan solve problem.

Hingga pada suatu saat aku memberanikan diri untuk mencari role UXD saat itu. Kebetulan saat itu Niagahoster lagi open possision as UXD. Akhirnya aku cobalah apply, dengan serangkaian tahapan recruitment yang aku lewati selama kurang lebih 2–3 minggu. Dari tahapan tersebut aku lewati satu persatu, hingga akhirnya aku dinyatakan lolos dan sekarang aku menjadi UX Designer di Niagahoster 🥳🤩.

Bagaimana cara memulai menjadi UX Designer ?

  1. Coba untuk menjadi UI&UX Designer

Aku rasa untuk menjadi UXD kamu setidaknya pernah merasakan menjadi UI&UX Designer terlebih dahulu. Kenapa ? Karena disana kamu akan tau berbagai jobdesk role tersebut dan setidaknya kamu akan mulai belajar untuk memperkirakan wireframe yg kamu buat nantinya.

2. Mengasah Empathy

Mulai lah mencoba untuk mengasah empathy terhadap semua hal. Hal tersebut tidak perlu berpatok dengan apps, bisa hal-hal sederhana sehari-hari. Contoh misal ketika teman kamu mengalami masalah dan bercerita ke kamu, nah dari sana kamu akan menanyakan beberapa hal yang kamu rasa mungkin akan dia rasakan juga, nah itulah emphaty. Emphaty adalah bagaimana kita merasakan emosional yang orang lain rasakan . Sehingga dari masalah tadi kita akan membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Contoh lainya adalah ketika ada kejadian alam seperti banjir, disana kita membantu sebagai sukarelawan terhadap korban banjir tersebut.

3. Belajar untuk Solve problem

Apa yang dimaksud disini ? Temen-temen mulailah mencoba untuk mencari-cari masalah lalu mencari solusi yg tepat untuk masalah tesebut. Bisa mulai dari pembuatan app atau mencoba dikehidupan sehari-hari. Seiring berkembangnya waktu critical thinking akan mulai kebentuk dengan seringnya temen-temen melakukan emphaty dan solve problem yang ada.

Selain itu jika lebih ingin mengarah ke apps temen-temen bisa mulai untuk membuat case study dari pain problem yang diasumsikan kemudian cobalah selesaikan atau berikan solusi untuk pain problem tersebut.

4. Mulai belajar membaca

Sebenarnya tidak hanya sebagai UXD yang membutuhkan untuk membaca hampir semua pekerjaan membutuhkan membaca untuk menambah ilmu. Mulailah membaca berbagai buku yang berhubungan dengan UX seperti UX Law, Heuristic Evaluation, dan UX design fundamentals. Nah mulailah dari belajar hal-hal tersebut, nanti ketika sudah memahami, temen-temen bisa explore lagi untuk hal-hal tentang UX. Atau kalau mau baca buku yg lainya bisa baca buku” ini seperti Don’t Make Me Think dari Steve Krug, The Design of Everyday Things dari Don Norman, atau bukunya Petunjuk Memulai UX dari NOL yg ditulis sama mas Wasil buku ini sangat bagus apalagi berbahasa indonesia juga jadi lebih mudah juga buat dipahami.

5. Apply untuk role UX Designer

Cobalah mencari role menjadi UXD, dari sana kita akan tau apa saja jobdesk dari UXD. Job tersebut bisa Full-time, Freelance bahkan Internship UXD. Banyak banget company yang ngebuka untuk role ini. Temen-temen bisa coba cari di Linkedln, Glints, Karir, dll.

6. Find a mentor

Sekarang ini udah mudah banget buat cari mentor didunia UI&UX Designer ini, bahkan sering kali ada sesi mentoring gratis dari para UI&UX Designer yang udah senior. Kalo dibandingin sama tahun 2018 dulu aku sendiri ngerasa sekarang udah berkembang banget sii. Kalo masih bingung carinya bisa coba cari mentor ADPList.

Thinking about design is hard, but not thinking about it can be disastrous. — Ralph Caplan

Kesimpulan

Wahhh udah sampai di ujung artikel nihhh. Mungkin kurang lebih itu yang bisa aku share tentang Journey aku jadi UXD dan aku juga masih terus belajar di bidang ini 😆. Terimakasih sudah membaca artikel ini, dan mohon maaf kalau ada kesalahan dalam penulisan atau typo yaaa😆. Kalau temen-temen ada yang mau ditanyakan bisa komen di artikel ini atau chat aku via Linkedln.

See you! Semangat Belajar…!!! 🥳👋

--

--

Responses (48)